Wednesday, February 24, 2010

Nokia X3

Generasi Xseries sudah mulai menembus pasar. Ponsel yang diharapkan sebagai pengganti (penerus) XpressMusic di segmen ponsel musik ini membawa beberapa penyegaran. Nokia X3 memiliki tampilan yang berbeda meski sama-sama bermain di segmen ponsel musik. Antara lain kehadiran user interface S40-Series 6th edition yang relatif baru ditunjang integrasi layanan Ovi dan kemampuan multi tasking dasar. Nokia X3 adalah sebuah ponsel musik generasi baru dari Nokia yang mengusung harga terjangkau. Namun, X3 menggunakan disain sliding yang umumnya hadir pada ponsel papan. Kendati begitu jangan terlalu mengharapkan fitur papan atas kecuali paket musik lengkap di dalamnya. Nokia X3, memiliki disain relatif simpel yang ditunjang garis tegas dan bodi nan lebar. Sebagai ponsel sliding, X3 terasa cukup solid dan kompak saat digenggam. Sayang, sebagian material penunjangnya masih terasa kurang kokoh karena beberapa komponennya terbuat dari plastik. Vendor seolah menghindari tampilan sudut membulat yang biasa hadir pada sebagian besar ponsel Nokia yang sudah lebih dulu muncul di pasar. Bahkan, X3 cenderung tebal, pipih dengan garis tegas menyiku di setiap sudutnya. Pada bagian atas ponsel terdapat port data micro USB, port 3.5mm audio jack dan standar port charger. Bagian sisi kiri terdapat slot microSD dan di kanan adalah tombol volume dan kamera. Permukaan depan ponsel ini saat slider belum dibuka, terdiri dari layar yang dihiasi dua lempengan garis merah pada bagian sisinya. Di lempengan garis merah bagian kiri terdapat tiga tombol musik terdedikasi ala beberapa ponsel XpressMusic. Seperempat bagian permukaan depan di bawah layar hadir tombol navigasi empat arah yang cukup besar. Dilengkapi dengan tombol soft key serta tombol call dan reject di sisi kiri dan kanannya. Setiap tombol relatif nyaman dan empuk saat dipakai. Klik pada gambar untuk memperbesar Lantas saat sliding dibuka, pengguna akan menemukan jajaran keypad alfanumerik. Hamparan keypad ini berkomposisi rata terbuat dari lapisan metal. Terdapat garis vertikal dan horizontal yang memisahkan setiap tombol untuk memudahkan penggunaan. Tombol ini empuk dan intuitif saat digunakan meski terbuat dari lempengan logam. Di sektor interface, diagonal layar 2,2 inci-nya yang sempit dan kecil terlihat kontras dengan bodi X3 yang tebal dan lebar. Tingkat kontras dan warna pada display QVGA dengan 262 ribu warna ini pun relatif kurang tajam. Apalagi dalam kondisi outdoor (tertimpa cahaya matahari) display menjadi kabur. Nokia X3 beroperasi dengan user interface Series 40 6th edition, masih nyaris sama dengan versi terdahulu, namun ada perubahan di sektor Messaging, Gallery dan email. Dukungan multitasking sudah hadir meski belum sempurna. Pasalnya, pengguna tak bisa beralih dari satu aplikasi ke aplikasi lain yang sedang dibuka, kecuali menutupnya. Pemutar musik menjadi aplikasi unggulan yang terdapat dalam ponsel ini. Kehadiran interface musik dengan fungsi menyeluruh melengkapi kemampuannya dalam mendukung beragam format musik. Nokia X3 juga sudah menggunakan theme yang bisa diutak-atik sesuai selera, tampilannya pun menjadi lebih variatif. Selain itu, pengguna bisa menyortir lagi dalam berbagai kategori mulai dari artis, album dan genre. Sound yang keluar dari loudspeaker stereo Nokia X3 terdengar jernih dan lantang. Dalam volume maksimal, output dari pemutar musik ini masih mampu menampilkan kualitas terbaik tanpa ada suara pecah. Saat musik tengah mengalun, tombol navigasi yang dilingkari cahaya bisa berpendar mengikuti irama lagu. Pemutar musik pun bisa diatur via tombol musik yang berjajar di sebelah kiri layar. Untuk menyempurnakan kenikmatan mendengarkan lagu, pengguna bisa memakai headset yang disertakan dalam paket penjualan. Jika dirasa masih kurang lengkap, ponsel ini sudah mendukung profil A2DP yang memungkinkan penggunaan earphone stereo Btuetooth. 5 equalizer preset menjadi pilihan, jika ingin memutar lagu tertentu. Namun, pengguna bisa memodifikasi sendiri equalizer lalu menyimpannya pada slot yang memang sengaja disediakan. Pemutar video dari Nokia X3 kompatibel dengan 3GP, MP4 dan WMV format. Video dapat diputar dalam modus fullscreen dengan mengaktifkan pilihan menyembunyikan menu keterangan. Video yang diputar dapat dipercepat atau diputar ulang. Radio FM pun dibenamkan sebagai alternatif hiburan. Menariknya, tak perlu lagi menancapkan headset sebagai sarana penerima siaran, karena vendor sudah menggunakan antena terintegrasi di datam ponsel Radio FM ini ditunjang pula dengan RDS. Di sektor kamera, X3 hadir dengan kekuatan 3,2 megapiksel. Resolusi maksimal yang bisa diperoleh mencapai 2048x1536 piksel. Seperti Series 40 yang lain, pengaturan kamera relatif terbatas. Namun, tersedia setting standar seperti white balance, effect, hingga pilihan memotret dalam opsi landscape atau portrait. Sayang, tanpa atufokus dan LED flash, hasil jepretan relatif kurang maksimal. Foto yang dihasilkan rata-rata, belum mampu menandingi beberapa ponsel Nokia lain sekelasnya. Dalam kondisi kaya cahaya atau outdoor hasilnya masih cukup menjanjikan. Namun di dalam ruangan, tak perlu terlalu berharap banyak karena hadirnya noise serta tingkat ketajaman gambar yang banyak berkurang. Contoh hasil kamera: Kamera ponsel ini bisa dipakai merekam video dengan resolusi (QCIF) 176 x 144 piksel ® 15 fps. Sementara kapasitas rekam video 3gp-nya dibatasi tergantung ketersediaan memori. Untuk memutarnya langsung akses video player yang kompatibel dengan format 3GP, MP4 and WMV Ponsel ini belum mendukung 3G, sehingga akses internet yang bisa diperoleh hanya setingkat jaringan GPRS dan EDGE. Saat dicoba via browser yang mengintegrasikan WebKit-based HTML, aksesnya sudah cukup memadai. Browser ponsel menyediakan pilihan menarik di menu Options > Quick links. Fitur ini memungkinan pengguna melakukan panggilan, membuat pesan atau masuk ke dalam Conversations menu langsung dari browser. Selain bisa menikmati internet via browser, Nokia X3 pun sudah memasukkan browser pihak ketiga yakni Opera Mini sebagai alternatif. Kemampuan kompresinya lebih baik dan akses lebih cepat. Untuk transfer data seperti file musik atau foto, Nokia X3 menyediakan akses Bluetooth dan kabel data micro USB. Ponsel ini membenamkan layanan Ovi secara menyeturuh. Antara lain ketersediaan Ovi Contacts, yang bisa dimanfaatkan sebagai IM client selain kehadiran Windows Live Messenger. Share on Ovi, Ovi Store hingga My Nokia pun sudah menjadi bagian X3. Di sektor lain, fungsi email dalam ponsel ini memiliki tampilan baru dan sudah mendukung POP3, SMTP dan IMAP4 protocol dan mendukung beragam akun email. Klien email mendukung SSL yang menunjang akun Gmail. Setting menjadi lebih mudah dan praktis. Gallery pada ponsel ini pun sudah tidak lagi menggabungkan file manager dan media browser. Tersedia tiga pilihan yakni Photos, Music & videos and All content. Pengguna bisa mengkopi file dan folder, mengganti namanya atau menambah. Tak ketinggalan Nokia X3 menyediakan beragam game aplikasi standar seperti seperti calendar, note, World clock, calculator, alarm, size converter. Lain dari itu, pengguna bisa menambahkan serta menginstal sendiri aplikasi via Ovi Store atau layanan penyedia aplikasi pihak ketiga lain. Nokia X3 memiliki memori internal sekitar 48 MB, juga sudah dilengkapi dengan slot kartu memori MicroSD bertipe hot-swap yang ada di sisi kiri bodi ponsel. Vendor sudah membenamkan sebuah kartu memori berkapasitas 2GB dalam paket penjualan, namun ponsel ini bisa menampung MicroSd dengan memori hingga 16GB. Dukungan baterai lithium ion berkapasitas 860 mAh sebenarnya masih kurang mumpuni menunjang aksi musik ponsel ini. Namun, dalam pemakaian normal setelah pengisian penuh, Nokia X3 bisa bertahan 2 hari lebih. Kesimpulan Harus diakui Nokia X3 merupakan ponsel musik dengan kemampuan mumpuni. Fitur musik yang disediakan relatif lengkap, mulai dari tombol musik terintegrasi hingga loudspeaker stereo dengan kualitas handal. Plus kehadiran layanan Ovi yang cukup menyeluruh. Sayang, di sisi fitur lain, ponsel ini tak memiliki terlalu banyak keunggulan. Lihat saja mulai dari absennya fitur 3G, kemampuan kamera yang relatif terbatas, hingga display yang relatif sempit. User interface S40 Series 6th edition yang dibenamkan pun tak terlalu banyak membantu, karena kompetitor pun mampu menyuguhkan tampilan tak kalah dahsyat di kelasnya.

No comments:

Post a Comment